kala itu...

Rasanya jiwa menjadi kaku
Telah berubah beku
Garis-garis masa
Satu per satu menghilang
Dalam perputaran roda kehidupan


Ternyata tak banyak yang berbeda
Aku tetap berdiri di titik yang sama
Tak sedikitpun beranjak
Meski sekuat tenaga merubah
Tapi pena-Nya
Tak melakukan apa-apa
Tampak puas dengan membiarkanku
Berada di sana
Terpuruk dan terluka…


Sepi, sunyi, senyap
Siapa yang kini memihakku
Semuanya membuang wajahnya
Tak peduli lagi sedikitpun
Tentang lukaku
Yang semakin memerah dan berdarah

Tak ingin lagi berandai
Biarlah waktu yang akan bercerita
Akan menjadi saksi
Pilunya hati
Dan perlahan musnah
Tanpa suka, cita dan harapan

Selamat tinggal damai
Selamat tinggal bahagia
Selamat tinggal dunia




TerpurukTanpamu
__Och@__

Menunggu...

Sampai kapan aku harus menunggumu
Sementara ada derai tangis yang menemaniku
Tak inginkah dirimu
Membuatku tertawa
Atas ter-ijabnya kesungguhan
Yang telah kubangun dulu

Masihkah engkau ragu
Akan pemaknaan cintaku
Saat telah kututup rapat bunga jiwaku
Yang tersedia hanya untukmu selalu

Sampai kapanpun..
Aku akan tetap berdiri disini
Menunggu takdir mempertemukanku denganmu
Entah sampai kapan
Meski diri ini lelah

Tuhan tahu segala..
Betapa seringnya pikiran ini memikirkanmu
Tiap detik, menit, jam,..
Hentakan waktu itu tak mempedulikanku
Karena jenuh dengan keinginan yang sama
Tetap menantimu..

Meski aku bukan milikmu
Meski engkau bukan milikku
Tetapi hatiku…

Sudahlah…
Engkau telah tahu…



__Och@__


Perrnahkah terpikir oleh kita

Sedikit kepedulian

Tentang rapuhnya zaman

Tentang tumbangnya keadilan

Tentang longlongan perih anak kecil


Saat piring tak basah lagi

Untuk diisi segenggam nasi

Saat sebuah pena terlalu mahal lagi

Untuk dibeli..

Saat tangisan adalah akhir dari segala

Untuk asa yang tak tercukupi


Mengapa kita terlalu jauh bermimpi

Sementara di sekitar kita

Hanya mempunyai seonggok keinginan

Agar bisa melepas dahaga

Benarkah kenyataan terlalu pahit untuk digenggam


Sejenak kita berkaca

Bukankah kita tak terlalu buruk

Bukankah kita terlalu banyak menuntut

Lupakah kita..

Kita memiliki hati

Yang sama dengan mereka

Lalu...

Apalagi yang kita cari…







sengaja dibuat..
sesekali mematut diri..
ternyata tak kalah kok...

Awal baru...
mencoba menarik kanvas hidup
dengan sedikit untaian makna dalam sebuah kalimat
selamat berkenalan dengan ceritaku...
semoga denganku...
ada makna tertoreh di hidupmu...
bersamaku...





__Och@__




Postingan Lebih Baru Beranda