Buram cerita di negeri duka...
tatakan ide dalam kotak harapan
menjadi gumpalan sinar
di tengah ketimpangan yang bergejolak

Adakah negeri besar tanpa rentetan kisah tragis
Adakah negeri jaya tanpa derasnya duka terasa

karena dengannya lahir bijak bertuan
meretas insan-insan merdeka
memunculkan jutaan semangat kebangsaan

Tetapi..
haruskah dijejali lagi dengan janji-janji ingkar
atas nama kemanusiaan
tergiur nama, kuasa serta gemulai wanita

Sampai kapan negeri duka terjajah
menjadi budak imprealisme dan budak keserakahan
Tak henti dibohongi dan dikhianati

kapankah kutemui negeri impian
berbalut orang bijak serta peduli dengan kaum jelata
terdidik dalam sejatinya moral
melepas tameng kemunafikan
yang senantiasa bercokol
dalam sudut jiwa manusia rakus harta dan kuasa

Ah...negeri impian

Tabe'

__Och@__

Jelang gempita demokrasi
Tak ayal konvoi atribut identitas berseliweran di bibir kota
Wajah tak bernama pun lahir ke jalan
Bukan karena mereka peduli
Namun selembar dua puluh ribu menjanjikan
Untuk makan sehari..

Ironis..
Tetapi inilah yang terjadi
Alunan panggung politik
Tak serta merta membawa manfaat
Hanya kegundahan untuk generasi yang mulai terkontaminasi
Dengan lekukan dan goyangan amoral
Menjadi hantu dalam bayangan masa depan tunas bangsa

Apa sih yang mereka usung…
Atas nama kemanusiaan ???
Atas nama rakyat ???
Mereka tampil berkoar dalam riuhnya gerak massa
Tetapi…
Atas nama ambisi dan kekuasaan
Mereka tampil disana
Pun ketika mereka naik ke singgasana
Yang ada hanya ketidakpedulian

Bukankah…
Saatnya memikirkan diri sendiri
Tidak mesti
Dimanfaatkan lagi
Oleh mereka yang haus kuasa dan tahta

Tabe’

__Och@__

Ilahi…
Kadang keinginanku yang begitu besar
Membuatku larut dalam arus
Menjadi etalase dalam glamounya dunia
Mengejar hampanya tujuan
Materi, jabatan, pujian,...
Seolah tiada habisnya terkejar

Ilahi..
Seiring kebodohanku
Menciptakanku budak dari silaunya mimpi
Hingga hampir saja waktuku terberi semua
Tanpa tersisihkan untuk menemui-Mu
Tanpa sedikitpun ragaku sujud kepada-Mu

Ilahi...
Tubuh ini begitu lelah..
Jiwa ini rasanya gamang
Nafas ini begitu berat
Aku hanya bisa malu dengan diriku
Begitu sombongnya...
hingga tak pernah berucap syukur atas segala

Aku begitu ingin mencintai-Mu
Lekatkan aku dalam keyakinan atas-Mu
Jangan biarkan rakusnya ego menggerogoti
Kuingin simpuhku tak hanya karena adanya ingin
Namun lahir penuh cinta dan ma’rifat
Dekatkan aku pada-Mu..
Sedekat Engkau mengenalku
Seperti urat nadi dalam tubuhku

Ilahi...
Bukakan jalanku untuk itu
Hanya dengan-Mu tempat memohon dan bersandar
Selalu...dan selalu...


Tabe’

__Och@__

Apa kabar dirimu...
Sajak hati terindah
Kembali kupandangi pigura tua milik kita
Ada kesejukan di matamu
Ada kelembutan di renyah senyummu

Saat terbangun..
Kucoba pandangi langit-langit tak bertuan
Merekam kembali puluhan kisah
Yang ada hanya aku dan dirimu
Kudekap khayal
Kucumbui waktu
Aromamu membuatku mampu bernafas sejenak

Kuurai kembali dalam untaian kata
Dentuman nadi terangkai dalam bahasa
Sosokmu begitu indah dalam imaji
Jangankan setahun…
Seabad takkan sanggup dirimu pudar oleh zaman

Hantarkan aku dalam aliran makna
Tentang kejujuran dan ketulusan
Biar aku mengalir bersamanya
Tanpa melepaskan genggamanmu di hidupku

Tabe’…

__Och@__

Lembayung berarak di langit Jenin
gadis kecil berkerudung senja
terduduk pilu menatap solongsong peluru
menghujam menembus kulit lembut ummi
tubuh lelahnya roboh seketika
dihantam dentuman tank zionis sharon
dia ummi penentang monster Yerussalem

Deru buldozer seakan tak terdengar lagi
diusapnya resapan keringat
berbaur tebaran debu onggokan puing kehidupan
dijejali langkahnya yang tertatih
dalam hiruk pikuk nuansa lirih

Hanya batu kecil memantul pelan
terhempas lunglai di jari kecilnya
matanya nanar, hatinya hancur
begitu ingin membalas kejamnya yahudi
jiwanya telah di rebut paksa oleh Tel Aviv

Alam pun ikut menangis
Seribu duka untuk gadis kecil sepertinya
senandung lirih untuk Palestina
Untuk darah suci tertumpah di firdaus
Untuk jiwa-jiwa yang gugur dalam syahadah " ILLALLAH "


Untuk gadis kecil berkerudung senja


__Och@__

Jhsdghj hsdyh mnkjqwu jkadiu jadkd, hasghwewbsauwyeb shwygdaskwu hsjyywebs
Khsjdajd nhswu jhjahahd hjdahd kaad, bdjaeybsxd jsuyweb cyehwj jakiyckd jdseeybwue
Nsdkjfiurdi abhjuy dkoieorief asdowiuiie jskawiueiabed mjnduay makaskaow eddjauedy

Tak sadarkah kita setiap harinya di waktu yang sama, kita berkali-kali mengucapkan kata-kata yang kita sendiri tak pahami ( seperi bahasa di atas mungkin ), waktu tersebut adalah momen penting kita setiap harinya untuk mengasah hati dan berkomunikasi atas segala keluh kesah kita kepada pemilik segala…
Seberapa sering kita menghadap Sang Khalik dengan ucapan-ucapan yang kita sendiri tidak mengerti maknanya. Gerak spititual kita menujunya jangan sampai menemukan kehampaan.

Shalat sendiri merupakan proses perjalanan spiritual penuh makna yang dilakukan seorang manusia untuk menemui Tuhan Semesta Alam. Shalat dapat menjernihkan jiwa dan mengangkat derajat manusia di mata Tuhan untuk mencapai taraf kesadaran yang lebih tinggi dan pengalaman puncak
Betapa asing rasanya seorang yang shalat tetapi tidak paham apa yang dibacanya. Sebab shalat itu sendiri sebuah dialog antara seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat itu berarti doa, dan doa itu adalah ungkapan yang diucapkan untuk memohon sesuatu.
Bisakah kita bayangkan ketika kita berdoa memohon sesuatu, sambil mulutnya komat-kamit, namun kita tidak pernah mengerti apa yang kita ucapkan..

Bukankah shalat yang kita tidak mengerti apa yang diucapkan adalah shalat yang hambar?? Sebab semua dialog yang diucapkan itu sama sekali tidak kita pahami. Logika yang wajar bila doa dan dialog yang demikian kurang mendapatkan respon.

Inilah barangkali salah satu faktor mengapa banyak shalat yang kita lakukan ini terasa kurang khusyu' dan kurang meresap. Sebabnya tidak lain adalah karena kita melafazkan sesuatu yang kita sendiri tidak paham maknanya. Dan barangkali pula hal itu juga yang menyebabkan seringkali kita berperilaku yang bertentangan dengan ajaran agama, meski kita sering shalat 5 waktu. Ternyata shalat yang kita lakukan itu tanpa makna, dalam arti kita paham maknanya. Sehingga sulit untuk bisa meresapi prinsip-prinsip yang terkandung dalam bacaan.

Adalah jalan yang paling baik kita belajar untuk mengerti kata demi kata lafaz bacaan shalat kita. Mulai dari takbiratul ihram, doa iftitah, bacaan surat Al-Fatihah, bacaan ayat-ayat Alqur’an, lafaz bacaan tatkala ruku', i'tidal, sujud, duduk antara dua sujud, tahiyat awal dan tahiyat akhir. Tidak lagi lafaz yang hanya di hafal di luar kepala.

__Och@__

Letih…
Tak terperih lagi
Gundah…
Tak terdefenisi bahasa
Air mata telah kering kerontang
Bibir kelu mengungkap tragedi hati

Sakitmu itu tak bermakna
Dibanding sayatan luka yang tertoreh
Dua menit saja…
Mohonku untuk rasa yang membuncah
Biar kucoba menyusun bahasa
Aku butuh dirimu menopang sayapku
Biar tak perih dan bernanah

Aku tak bodoh..
Aku hanya dibodohi rasa
Mataku tertutupi oleh cinta
Ingin rasanya murka…
Tetapi dirimu begitu kupuja

Cukup sekali terkuak noktahmu
Biar kecewaku tak merajai semesta
Aku dan kesendirianku
kini...
Menjadi dominan dalam kenyataan

Biar saja kisah ini
Tersimpan di lembaran merahku
Kurangkum dalam album hidup
Tertoreh jelas namamu di kisahku

Untukku dalam bahagiamu
meski kelak menutup mata
tanpamu di aliran nafasku...


__Och@__

Kehidupan adalah sebuah gulir roda yang tak pernah berhenti bergerak di sepanjang zaman, ada saja episode dari skenario Tuhan yang harus dilewati tanpa perencanaan dan di luar batas perkiraan manusia, aku percaya di setiap perjalanan kehidupan yang dilewati menyimpan berjuta hikmah dan kebaikan yang akan kembali kepada kepentingan diri kita sendiri.
Sebut saja namaku Radit Dirgantara, pria lajang 30 tahun dulunya bekerja sebagai kepala cabang di sebuah perusahaan industri terkemuka di kota Jakarta, kata orang aku pria yang menarik, mapan dan memiliki wibawa. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan sangat mencintai keluarga.
Meski dengan kondisi yang cukup menjanjikan sebagai seorang lelaki, yang memliki banyak peluang untuk memiliki banyak pacar digilai banyak wanita, aku tipikal lelaki yag setia. Dari kuliah sampe sekarang pacarku tidak pernah berganti, tetap sama…
Namanya Winda, kami telah menjalin hubungan yang cukup lama selama 8 tahun…
Hubungan kami telah diketahui dan disetujui oleh keluarga kedua belah pihak, dan saatnya untuk kami membina hubungan yang lebih serius.
Yah…setelah pembicaraan yang serius antara kedua belah pihak, diputuskan kami akan menikah akhir desember, dan untuk meresmikannya kami akan mengadakan acara pertunangan di awal Februari.
Di acara pertunangan kami dihadiri oleh begitu banyak undangan, sungguh yang hadir menjadi tolak ukur penilaian status keluarga kami di mata masyarakat, dan mereka tampak begitu senang dan bangga menghadiri acara pertunangan ini.
Jadi kurang lebih 10 bulan lagi aku dan winda akan menikah, dan itu hari bersejarah yang ditunggu-tunggu oleh keluarga kami dan termasuk juga aku sendiri.
Memasuki bulan Agustus mendekati hari ulang tahunku tepatnya 18 Agustus yang ke-31, aku di kantor sedang meeting dengan beberapa klien untuk suatu proyek daerah, tiba-tiba HP aku bergetar hebat di atas meja, kulirik tetapi tak kuangkat karena yang tercantum nomor yang tidak terdaftar di phone book, semenit berlalu HP aku tetap bergetar dengan nomor yang sama, kuputuskan kuangkat namun sebelumnya memohon ijin kepada klien.
Dengan sedikit agak kesal kuangkat dan kujawab telepon yang sedari tadi bergetar dan menunggu untuk diangkat.
“ ya..haloo..maaf ini siapa yah ?’
“ Maaf menganggu pak, benar dengan pak Radit “ terdengar suara berat di seberang HP
“ Benar, dengan saya sendiri…”
“ Bapak kenal dengan Winda ?”
“ Iya saya kenal, Winda itu tunangan saya calon istri saya, emang kenapa Pak? Dan anda siapa ?” masih dengan perasaan yang kesal bercampur heran..
“ Kami dari pihak kepolisian, kami mau memberitahukan bahwa kami menemukan saudara winda telah tewas di sebuah kamar hotel bersama seorang pria, dan tampaknya winda ini overdosis akibat pemakaian obat-obatan terlarang, bapak silahkan segera kesini untuk memastikan apakah benar yang kami maksud adalah tunangan bapak.”
Seketika dunia serasa runtuh, tubuh saya bergetar dan tak terasa HP yang tadinya berada digenggamanku terjatuh berserakan di lantai.
Tak kupedulikan lagi klien yang sedari tadi menunggu berharap rapat dilanjutkan, dengan setengan berlari, segera kuambil mobil di parkiran dan secepat mungkin memacunya ke arah hotel yang dimaksud…
Setibanya disana, aku tak peduli lagi dengan pandangan orang-orang disekitar, sesegera mungkin aku bergegas memasuki hotel yang telah lebih dahulu ramai di kerumuni banyak orang dan telah diberi batas police line, aku memasuki kamar kamar hotel yang dimaksud dengan tubuh yang gemetar kuhampiri sesosok mayat wanita, kuberanikan diri untuk membukanya dan mencoba menyakinkan diri bahwa yang dimaksud bukan calon istriku Winda. Perlahan kubuka selimut yang menutupi tubuhnya dan aku benar-benar shock ternyata wanita itu benar-benar Winda…
Tuhan tubuhku seperti tak bertenaga, nyawaku rasanya ingin lepas, kutahan tangis, kukuatkan diri…
Seorang Polisi menghampiriku…
“ Anda Pak Radit ?
“ Benar Pak” masih dengan tatapan nanar kujawab pertanyaan polisi itu.
“ Benar anda mengenal mayat ini, dan benar ini adalah Winda”
Lidahku kaku, hatiku hancur, aku tak sanggup berkata apapun. Aku hanya menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaannya.
“ Pak Radit, kami turut prihatin atas kejadian ini, tetapi kami ingin memberitahukan bahwa calon istri anda kami temukan tewas over dosis bersama pria yang kami ketahui bernama Ary, kami menemukannya dalam keadaan tak berpakaian, dan ini baru dugaan dari pihak kami bahwa berdasarkan alat bukti yang kami temukan di TKP, jika sebelumnya mereka berpesta shabu-shabu sebelum melakukan hubungan intim dan akhirnya over dosis karena terlalu berlebih mengkonsumsi shabu-shabu tersebut.
Aku hanya terdiam terpaku, rasanya tak ingin percaya atas apa yang telah kusaksikan dan kudengar…
Pikiranku melayang, masa depanku hancur, sepertinya aku tak mampu lagi berpijak di atas bumi, Winda pergi meninggalkanku dengan cara yang sangat tragis bahkan telah tega menghianati di belakangku…
Di waktu yang sama tiba-tiba seorang wanita muncul, sontak dia berteriak histeris di sampingku saat melihat pria yang tewas bersama Winda, ternyata aku bernasib sama dengannya. Wanita itu juga tunangannya yang parahnya sebulan lagi akan melangsungkan pernikahan, hatinya begitu hancur dan akupun sangat bisa merasakannya.
Begitu cepat informasi ini beredar, apalagi menjadi berita di beberapa media cetak dan muncul dalam berita di tv, hingga akhirnya sampai pula ke telinga keluargaku, orang tuaku begitu terpukul, keluargaku sangat tidak percaya mengetahui yang terjadi, peristiwa inipun menjadi bahan omongan dan gunjingan di tetangga, karena tak tahan mendengar omongan tetangga, ibuku kena serangan jantung berselang seminggu setelah kejadian itu, segera ibu dilarikan ke rumah sakit namun Tuhan berkehendak lain, ibu tak mampu diselamatkan lagi.
Tuhan..rasanya aku tak mampu lagi untuk menghadapi kenyataan, dua wanita yang aku sangat cintai dijemput begitu cepatnya, sepertinya aku tak sanggup hidup lagi, rasanya hidup ini begitu tidak adil, mengapa aku tak diijinkan untuk bahagia…
Selama beberapa bulan aku larut dalam keputus-asaan, dan tenggelam dalam kesedihan yang tak berujung. Mestinya di bulan ini aku telah bersanding di pelaminan dengan Winda, ada ibu yang mendampingiku dengan senyum yang sumringah dan perasaan yang bahagia dan bangga melihat anaknya telah melangkah di kehidupan yang baru, apalagi bersama Winda yang begitu dekat dengan keluargaku terutama ibu…
Tetapi kenyataanya jauh di luar rencana, bahkan begitu memilukan.
Selang waktu berlalu, akhirnya aku memutuskan untuk pamit dari keluargaku, mencoba meninggalkan kota yang menyimpan begitu banyak kenangan yang indah sekaligus memilukan, sebelumnya aku memohon ijin ke keluargaku dan keluarga mantan calon istriku, mereka sangat mengerti dengan kondisiku dan mengijinkan kepergianku, kukuatkan hati mereka dan berharap mereka tetap tetap kuat dan bersabar menjalani kenyataan yang telah terjadi.
Setibanya aku di bandara, tak jauh aku melihat sosok wanita yang tidak asing, dan sepertinya aku pernah melihatnya.
Kucoba mendekatinya, dan yah…aku ingat, dia tunangan dari lelaki yang tewas bersama Winda, dia Nuri…
Tampak wajahnya begitu lesu, tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya, tatapannya kosong seakan terbaca tak ada semangat lagi di kehidupannya dan pastilah akibat peristiwa tragis di bulan itu..
“ maaf, anda Nuri …? Belum selesai pertanyaanku dia kemudian menoleh dan langsung memelukku..
“ Radit…aku harus pergi dari sini, aku tak sanggup lagi mendengar cemoohan orang-orang, aku akan pergi ke Singapura, negara dimana tak satupun yang akan mengenalku, aku sangat malu Radit…
Air matanya tumpah, tubuhnya berguncang hebat, tampaknya dengan melihatku memori peristiwa itu terulang lagi dikepalanya..
Kucoba memeluk erat pundaknya, kutenangkan dia..
“ Sudahlah..lupakan semua, kalau engkau ingin pergi, pergilah sejauh-jauhnya, tetapi ingat, jangan jadikan ini penghalang hidupmu, teruslah melangkah, jangan berbuat tidak adil dengan dirimu sendiri, ada cahaya terang yang menanti di hidupmu, asalkan engkau tidak menyerah dan pasrah, jemputlah bahagiamu yang lain, Tuhan menyanyangi kita dengan menunjukkan bahwa yang diimpikan belum tentu baik untuk kita.
Apalah jadinya jika kita menikah dengan orang yang telah menghianati dan menusuk kita dari belakang. Aku mengerti semua, dan kita berada di posisi yang sama. Kamu tahu Nuri…?, akupun akan pergi dari kota ini, tetapi bukannya lari dari kenyataan dan masa lalu, tetapi menjemput bahagia dan masa depan yang lebih baik…
Kuusap air matanya, kupandangi wajah kelunya, kuyakinkan dia kembali…
“ Ingat tetaplah melangkah, dan janganlah menoleh lagi…”
Kamipun berpisah dan saling menguatkan diri..
Nuri ke Singapura dan menjadi Acoounting di perusahaan advertising. Kabar terakhir yang kudengar dia telah menikah dan mengambil keputusan untuk tetap stay disana bersama suaminya.
Sementara aku sendiri ke Makassar mencoba peruntungan, dan menerima tawaran pekerjaan dari sahabatku mengabdi menjadi seorang dosen di perguruan tinggi swasta, dan sekaligus diterima di salah satu perusahaan kontraktor di daerah itu.
Aku tetap melajang, tetapi aku tak menutup hati dan tetap bermimpi mempunyai keluarga bahagia, yang kelak akan kudapatkan dan itu pasti terbaik dari-Nya.


NB: Titipan cerita kawan lama

__Och@__

Ada baiknya saya harus mengawali tulisan ini dengan meminta maaf kepada pihak yang tidak berkenan membaca atau tidak sejalan dengan pilihan yang oc ambil, meski ada anggapan bahwa ini hanya pembenaran dari pilihan tersebut tetapi ini adalah pilihan sadar yang terbangun. Yang oc kemukakan disini bukanlah sebuah keniscayaan orang harus Golput, akan tetapi menegaskan bahwa jika Golput itu lahir bukanlah sebuah dosa politik, dan sekali lagi ini adalah pilihan…

Golput adalah pilihan terbaik jika itu dilandasi kesadaran bahwa tidak ada pilihan baik yang dapat dipilih. Bukankah lebih baik jika kita tidak menggantungkan kehidupan kita pada segelintir orang diparlemen yang membuat hukum-hukum pesanan pengusaha baik lokal maupun asing sekedar untuk balas jasa atas dana kampanye yang mereka “sumbangkan” di saat moment suksesinya. Jangan sampai kita hanya dijadikan komoditi para politikus oportunis dalam meraih ambisi untuk berkuasa.

Begitu pula citra buruk parpol begitu jelas di mata publik, parpol itu lebih berorientasi pada kekuasaan, seakan berlomba meng-iklankan diri menunjukkan yang terbaik, padahal kenyataan sebenarnya publik telah tahu. Partai-partai yang ada gagal menunjukkan keberpihakan secara konsisten terhadap kepentingan dan nasib rakyat, janji-janji muluk yang dilontarkan semasa kampanye, ternyata tinggallah janji. Usai Pemilu partai cenderung meninggalkan konstituennya dan menyibukkan diri dengan kepentingan partai ketimbang kepentingan masyarakat. Belum lagi praktik money politic dimana keberadaan partai sering hanya dijadikan sebagai kendaraan untuk mencari sumber kekayaan oleh para kadernya, yah…sudah menjadi rahasia umum bahwa aroma uang selalu menyertai proses-proses politik dan jabatan yang selama ini terjadi

Berkaitan dengan Fatwa MUI yang mengharamkan Golput, oc anggap sebagai fatwa yang berlebihan. Bahkan, fatwa tersebut sebenarnya diluar dari bidang tugasnya. Bukankah seharusnya yang dilakukan MUI sebagai panutan umat dapat memberikan evaluasi yang melatarbelakangi munculnya tindakan golput tersebut, tidak malah menghakimi orang yang akan memilih golput.

Oc pikir jika para elit politik ataupun parpol membuktikan kinerjanya dengan berbagai kebijakan untuk mendukung dan memihak masyarakat, tidak malah bersenang-senang menimbun kekayaan negara, terlibat dengan skandal yang memalukan, berhenti bekerja untuk golongan, maka Golput akan tereliminir dengan sendirinya. Akan tetapi faktanya para elit politik yang duduk di singgasana kekuasaannya sampai detik ini tidak bisa menunjukkan keberpihakan pada masyarakat, jika demikian jangan salahkan rakyat antipati dengan yang bernama PEMILU.
Masyarakat sekarang sudah cerdas dan tidak dapat dibohongi lagi…

__Och@__

Dearest

Aku sungguh malu dengan diriku
Tak mampu lagi rasanya
Menangkap ketulusan dalam rongga gerakmu
Hatimu terlalu lapang untuk memaafkan
Meski sejuta salah tlah ku toreh
Mengoyak kepingan kepercayaan yang semakin retak

Lama nian diri ini…
Mematut dalam senjanya kenyataan
Bergolak dalam rintihan hati yang tak terperih
Sementara terpatri kecewa untuk asaku

Demi cinta engkau bertahan
Demi cinta engkau melupakan
Kau ukir namaku dalam pelangi berwarna
Berharap embun kembali sejuk membasahi

Tetapi tunggulah sebentar..
Biarkan aku disini dulu
Memandangi arakan awan mimpiku
Biar letih menemani
Hingga aku tak mampu lagi menatapnya

Dan…
Masihkah ada inginmu menanti ???


__Och@__

Cobalah bisikkan padaku
Goresan kanvas hatimu
Yang telah kau untai di langit jingga
Lekatkan sebuah riuh dalam senyuman
Eratkan dalam nyata
Biar tak lekang terkikis ego masa

Ada tawa renyah terurai dalam sendamu
Namun tetap terbaca
Matamu nanar menatap ujung harapan
Bergejolak seakan ingin menggempur karang
Engkaupun ingin tumbang
Bersama luruhnya helai cerita usang

Sebutlah namaku di sudut hatimu
Aku berdiri di sisimu
Mengokohkanmu jika engkau ingin
Tetap menantimu dengan atau tanpa alasan
Inginku bumikan hati bersama mimpi yang menjulang

Kawan…
Berkicaulah bersama nyanyian alam
Serentak suara hati di tengah gemuruh zaman
Lewatilah waktu bersamaku
Dengan doa dan mimpi yang sama

__Och@__

Dalam hal ini saya tidak pro ataupun kontra atas rencana pemerintah mengeluarkan RUU Poligami dan Nikah Siri, karena masing-masing memiliki alasan pembenar yang logis, akan tetapi saya hanya mengedepankan beberapa kasus pernikahan yang menjadi fenomena dan mengemuka di masyarakat dengan latar budaya Bugis-Makassar.

Masyarakat Sulawesi Selatan utamanya Makassar tidak asing lagi mendengar istilah Dui’ Menre’. Lelaki yang ingin menikah harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam untuk melamar calon istrinya, sebagai tanda jadi.
Dalam proses perkawinan, pihak laki-laki harus memberikan mas kawin kepada perempuan yang terdiri dari dua bagian, yaitu Sompa (biasanya dalam bentuk tanah atau perhiasan) dan Dui’ Menre’ (mahar permintaan dari pihak perempuan).
Dengan keadaan seperti ini banyak menimbulkan kesulitan bagi pihak laki-laki yang ingin menikah namun terganjal akan tingginya permintaan Dui’ Menre serta syarat Sompa’.
Apalagi di zaman sekarang, Dui’ Menre’ telah menjadi ukuran status seseorang di mata masyarakat. Semakin tinggi Dui’ Menre’ akan semakin tinggi pula Siri’ keluarga wanita yang akan dinikahi. Standar minimum saat ini berdasarkan kenyataan itu 20 juta rupiah, dan bisa berubah tergantung dari status keluarga, tingkat pendidikan, atau jenjang karir perempuan yang akan dinikahi.

Masalah kemudian muncul, jika si laki-laki tak memiliki kemampuan sesuai dengan yang diminta oleh pihak keluarga perempuan, sementara diantara keduanya telah terjalin hubungan yang serius, dan mereka ingin melegalkan semua.
Lalu bagaimana ?
Apakah sebuah ikatan suci lantas tak mampu terjalin lantaran syarat Dui’ Menre’ dan Sompa' yang tak mampu dipenuhinya..
Bagaiman jika terjadi zina ?
Hubungan yang telah terjalin begitu dekat tidak menutup kemungkinan terjadi interaksi di luar batas yang tidak diinginkan, apalagi dengan kuantitas pertemuan yang tak terbendung.
Lalu bagaimana dengan solusi nikah siri ?
Tidak ada jalan yang dapat tertempuh daripada zina dan tidak menikah lantaran syarat yang begitu berat. Banyak yang mengambil jalan nikah siri, legalitas pernikahan yang telah sah di mata agama.

Lalu apakah nikah siri harus tetap disalahkan atau dilarang ???
Pemerintahpun harus mempertimbangkan dari berbagai aspek sebelum melegalisasi suatu RUU, tidak hanya karena biaya KUA yang mahal semata, tetapi aspek sosial serta budaya di masing-masing daerah di Indonesia yang sangat berbeda.

__Och@__

Dearest...

Oc ingin belajar yakin jika disetiap sudut masalah yang dihadapi adalah proses pendewasaan diri serta pematangan spiritual yang menjadikan kita lebih dekat pada-Nya. Meski kadang seringkali timbul rasa kecewa atau kehampaan atas tujuan yang tidak tercapai.
Sebenarnya tidak akan ada kompleksitas masalah jika difahami secara arif, mencoba untuk ridho atas semua hal termasuk juga mensyukuri keadaan yang telah terberi.
Namun jujur…
Oc manusia, yang kadang tidak bisa selalu bertahan atas semua kegagalan dan persoalan hidup yang selalu saja mengekang ruang nafas hingga hanya terasa sesak, dan perlahan membuncahkan airmata dalam kesedihan yang tak terbendung.
Salah satunya diperhadapkan dalam dualitas pilihan yang sama-sama menjadi dominan namun imbas yang akan terlahir adalah kenyataan pahit untukku atau untuk mereka ketika pilihan itu terambil. Tak bijak rasanya jika melukai orang yang selama ini menabur kebaikan untuk kita, namun sangat berat juga jika harus mengorbankan sesuatu yang begitu berarti untuk kita sendiri, rasanya begitu ego…
Di saat kita belajar untuk mengedepankan moral, kadang lebih baik mengalah pada kenyataan, mungkin tak selamanya bahagia tercipta seperti yang dipikirkan dan diinginkan…

__Och@__

Zaman pop telah melahirkan pelbagai trendsetter yang mengemuka di semua kalangan. Salah satunya budaya “ Narsis “ istilah populer di kalangan penggila teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada era global saat ini, salah satunya internet, yang tersaji secara luas ditengarai dapat memicu terciptanya kultur baru di masyarakat. Peminat atau komunitas tertentu bergabung dalam wadah komunikasi tertentu yang difasilitasi internet dan melahirkan budaya tampil alias Narsisme.
Maraknya situs seperti: Friendster, Facebook, Blog, dan Plurk mau tak mau mendorong untuk semakin narsis ketika kita memilih untuk menjadi pengguna layanan tersebut termasuk ocha sendiri ( hehehe...).
Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang narsisme tidak selalu percaya diri di depan umum, namun bisa juga ditunjukkan dengan suka memfoto diri sendiri. Biasanya orang yang narsisme adalah seorang model. karena mereka sering sekali mendapatkan pujian dan itu menyebabkan mereka merasa percaya diri dan akhirnya berlebihan.(source : Wikipedia)
Menambah teman dan wawasan juga menegaskan tujuan hidup kita mungkin dampak positif dari budaya narsis itu sendiri, tetapi ketika menonjolkan diri sendiri dan menganggap diri sendiri lebih dari yang lain itu dampak negatifnya.
Persoalannya sekarang bagaimana kita membatasi diri kita sesuai dengan porsinya, narsis boleh asalkan dalam batas yang wajar, tidak malahan meng-kultuskan diri sebagai seorang yang “ ter “ dari yang lain.
Dra Roslina Verauli Mpsi ( Ladede’s Blog ) bilang, ciri-ciri orang yang tergolong narsis.
* Orang narsis merasa lebih penting dan besar dibanding orang lain. Contohnya, dia merasa paling hebat dalam hal prestasi, bakat, dan karier.
* Punya fantasi untuk mencapai sukses dan kekuasaan yang sangat tinggi. Walaupun hal itu mustahil untuk bisa dicapai.
* Merasa dirinya begitu unik dan beda dengan yang lainnya. ''Dia akan merasa lebih tinggi statusnya serta lebih cantik atau ganteng dibanding orang lain,''
* Selalu merasa butuh pengakuan yang berlebihan dari orang lain.
* Mereka yang narsis selalu berharap yang tak masuk akal untuk diperlakukan oleh orang lain. ''Orang yang narsis selalu ingin diperlakukan istimewa, meski dirinya sebenarnya tak istimewa.''
* Narsis juga cenderung manipulatif dan selalu mengeksploitasi orang lain untuk kepentingan dirinya.
* Nggak bisa berempati pada orang lain. Ya, orang seperti ini nggak akan merasa peduli dengan apa yang menimpa orang lain. Misalnya saja, bila ada temannya yang terkena musibah, orang narsis tak akan peduli.
* Selalu arogan.
SO..APAKAH KITA TERGOLONG ORANG YANG NARSIS ???

Tak lama aku mengenalnya
pria tak berwajah
tapi teruntai dalam imaji indah
tak cukup sebait kata yg digoreskan jemarinya
sanggup membuat aku buta akan logika

kusebut dia mas...
lelaki zaman belahan dunia berbeda
berjuta rasa tak tergambarkan bahasa
sungguh aku jatuh (.... )

dengannya aku tak mampu rapuh
dengannya aku tak mampu kecewa
dengannya kuraih banyak derai tawa
kubangun tiang harapanku di bahunya

di pergantian masa
dia menghilang
seakan tenggelam dalam pergolakan zaman
kutahan kecewa...
kutahan duka...
kukokohkan semangat
meski sebenarnya dukaku hampir meruntuhkan duniaku

tak perlu lagi kubahas semua
biarlah tersimpan dalam album memoar duka
meski sekian kali terkenang
setidaknya...
hidupku pernah bermakna bersamanya

__Och@__

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda