Sekali lagi aku harus terdiam, ucapannya masuk akal lagi. Tepatnya kemaren saat ngobrol lepas di telepon iseng aku bertanya pada seorang kawan dekat " kok, mas gak lanjut S2 sih, kan mas dah mapan, kerjaan dah OK, jabatan dah bagus, sekarang kalo mas dah punya banyak waktu lowong selagi kerjaan gak padat dan gak ada agenda keluar kota, sempetin aja kuliah lagi.."

Eh..gak disangka jawabannya panjang.." untuk apa sih kuliah S2 de..? untuk nambah titel biar keliatan panjang maksud ade..? mas bisa kok satu setengah tahun mendapatkan titel S2,bahkan gak perlu cape2 kuliah tinggal siapkan duit segepok titel dah siap dipajang, tapi hal itu buat mas bukan jadi ukuran, intelektualitas seseorang gak harus diukur dari nama yang panjang dikarenakan titel apapun yang diperolehnya.., kecuali jika dia seorang pendidik yang harus bertitel lebih panjang untuk kualitas pengajaran yang lebih baik atau keselarasan jabatan atau anggota partai politik yang mendambakan posisi penting, tapi bagi mas itu gak menjamin..
Tinggi rendahnya titel seseorang gak mampu menjamin akan kejujuran, loyalitas, konsistensi, semua ditentukan atas kematangan emosional serta spiritual bukan karena kematangan pendidikan, bahkan tidak sedikit yang hanya bisa membodohi orang karena menganggap dia seorang yang jauh lebih
berpendidikan."

Di seberang telepon aku hanya bisa menggaruk kepala ( meski sebenarnya gak gatal ), menggumam dalam hati meski sebenarnya membenarkan apa yang dikatakannya..

" De..mas punya cerita, di dekat rumah mas banyak banget orang yang dahinya hitam, mas bertanya2 tanya dalam hati untuk apa sih dahi hitam itu..?? apakah untuk menunjukkan sisi kesalehan, bahwa dirinya adalah ahli ibadah..akhirnya mas tanya ke salah satu orang yang berdahi hitam itu yang umurnya kira-kira 22 tahun " kok bisa mas dahinya hitam, sering sujud yah..?? ahli ibadah dong..?? orang itu hanya tersenyum saja, " ah..gak juga kok pak, dahinya hitam karena sujud di ubin aja..gak seperti yang bapak maksud.., mas langsung jawab ..." ooo..tapi kenapa yah punggung manusia gak hitam2 padahal tiap hari tubuh bertumpu padanya saat tertidur, entah di tikar, di kasur atau ditanah..dan itu berlangsung terus setiap malam dan berjam-jam. adalagi, manusia kan sholat maksimal 10 menit di setiap shalat fardhunya ( dan itu di luar shalat sunat ) masa sih smpe menang dari punggung manusia. AA Gym aja yang kita tau seorang ulama yang pastinya suka ibadah gak terlihat dahi yang menghitam..apa karena masih kalah yah dengan ibadah kamu..?? anak itu hanya nyengir aja dengerin pertanyaan mas..

Gini De..( lanjutnya lagi ), mas bukannya sinis dengan orang2 seperti itu, hanya saja sisi kesalehan ataupun kebaikan kita untuk apa dipajang dan diperlihatkan ke orang2, apakah itu bukannya riya ?? dan bukannya riya hanya menghapus ibadah yang telah susah payah kita kerjakan..

Adalagi de, banyak masyarakat kita yang telah menunaikan ibadah haji, bgitu bangganya menyandang n menunjukkan predikat hajinya di depan namanya, padahal bukankah itu urusan vertikal, yang menilai adalah Sang Pencipta bukan masyarakat, bahkan dipestain dulu sebelum berangkat haji...Bener gak de..???
Aku hanya mampu menghela nafas panjang, dan meng-iyakan semua yang dikatakannya...
berkali-kali yang dikatakannya mampu membuatku berfikir lama, dan memang benar, kadang tidak sadar manusia hanya mengandalkan pujian dibanding keikhlasan, termasuk juga dengan hal-hal yang mestinya hanya Tuhan yang tahu harus diperlihatkan pula pada manusia...sekali lagi mengutip kalimatnya...UNTUK APA SIH....???

makasih untuk ceritanya...
kutunggu kabarmu kembali..
BE MY ......... ALWAYS


Tabe'



__Och@__

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda